Apakah Sahabat Sekretaris sudah mengetahui bahwa perilaku setiap karyawan itu berbeda-beda?, Perilaku karyawan yang beragam bisa merupakan satu nilai yang mendorong atau memicu kemajuan perusahaan. Tapi jika keragaman tidak terkendali dengan benar, bisa jadi hasil yang diperoleh bisa sebaliknya. Samuel Culbert, Psikolog dan Profesor di Jurusan Manajemen di Universitas California mengungkap hasil peneliltian tentang perilaku karyawan yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
Naysayer :
Tipe yang paling sering ditemui, yaitu kelompok orang yang pesimis dan orang yang pada saat diberi tugas ataupun informasi, belum apa-apa sudah mengatakan tidak bisa/tidak mungkin.
Screamer :
Kelompok orang yang mempunyai temperamen tinggi sehingga setiap menghadapi masalah mudah terbawa oleh emosi sekalipun persolannya kecil.
Brawler :
Kelompok orang yang satu ini menggemari situasi konflik yang terjadi di kantor. Dalam situasi apapun mereka berupaya menciptakan permusuhan di lingkungan.
Me Firster :
Egois adalah kata yang tepat untuk jenis ini, mereka bertipe mengutamakan kepentingan sendiri atau pribadi tanpa memikirkan rekan kerja yang terkait. Tidak jarang tipe ini menyembunyikan informasi sekalipun informasi tersebut penting dan dibutuhkan rekan kerja yang lain.
Put Down Artist :
Tipe ini selalu iri dan membanding-bandingkan perolehannya dengan pihak lain. Seringkali mereka tidak berpikir seberapa banyak upaya dan prestasi yang telah mereka lakukan selama ini.
Big Talker :
Tidak semua tipe perilaku bisa menimbulkan masalah, mudah dikenali pada pengamatan pertama. Seperti tipe big talker, mereka akan tampil begitu kreatif dan mengesankan pada saat pertemuan pertama. Semua masukan dan ide dari pihak lain akan ia potong habis seolah ide-idenyalah yang paling baik. Tapi kondisi ini bisa menimbulkan keengganan pihak lain untuk menyumbangkan ide-ide. Padahal belum tentu ide big talker itu terbaik.
Rahasia Komunikasi Efektif
Jika kita menyimak kembali lebih dalam berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan kerja kita, bisa jadi faktor utama yang menyebabkan berbagai konflik tersebut adalah macetnya atau kurang lancarnya komunikasi yang ada. Karena masing-masing pihak gagal berkomunikasi dengan menggunakan empati.
Empati adalah salah satu cara memvisualkan perasaan terhadap lawan bicara kita, bahwa kita memahami dan mengerti tentang mereka, khususnya terhadap hal-hal yang mereka utarakan.
Menggunakan empati sesungguhnya tidaklah rumit.
1.Gunakan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa kita sedang mendengarkan setiap ucapan lawan bicara kita.
2.Tunjukkan minat dan perhatian kita dengan menggunakan ekspresi wajah.
3.Secara verbal gunakan pemahaman kita dari hasil pembicaraan tersebut. Ini akan membuat si pembicara mengetahui bahwa kita mendengarkannya dan mencoba memahami hal yang diutarakannya.
4.Ajukan pertanyaan bila memang ada hal-hal yang tidak dipaham atau kurang jelas. Hindarkan memahami pernyataanya dari sudut pandang (asumsi) kita sendiri. Karena justru akan membuat kita tidak akan pernah memahaminya.
5.Gunakan kata “kita” dalam pembicaraan daripada “aku” , “kamu”.
“Kita” lebih mengisyaratkan setiap pihak terlibat dalam pembicaraan.
Empat Macam Peserta Rapat
Mengutip dari sebuah majalah bisnis lokal, ada empat jenis peserta rapat yang perlu kita perhatikan saat dalam sebuah rapat atau memimpin sebuah rapat.
1.Tukang Mengeluh
Tipe ini seperti air terhadap api. Cenderung memandang setiap persoalan secara negatif atau pesimis. Hindarkan dia untuk berbicara sebelum yang lain menyampaikan pendapat yang lebih positif. Tanyakan pertanyaan seperti : “Bagaimana anda mengatasi persoalan ini?” atau “Menurut anda cara-cara apa yang dapat kita gunakan untuk membuat perbaikan?”. Hindari menggunakan kata-kata negatif ketika menanyakan hal-hal seperti ini.
2.Pendiam
Dorong mereka untuk berbicara dengan pernyataan seperti : Kita mengharapkan dan menghargai masukan dari setiap orang. Kita sepakat bahwa boleh-boleh saja kita tidak sepakat tetapi tidak boleh berdiam diri. Berikan mereka sebuah tugas bicara seperti membaca laporan atau memperkenalkan pembicara.
3.Sok Tahu
Biarkan mereka bicara tapi jangan asal terima setiap hal yang disampaikannya. Gali informasi yanng lebih spesifik yang mendukung pendapat atau pernyataan mereka. Kadang-kadang mereka memang mengetahui dan memahami apa yang mereka katakan.
4.Aktor dan Aktris
Orang seperti ini menyukai perhatian, karena mereka sebenarnya tidak bisa menyumbang banyak pendapat tetapi lama dalam menyampaikannya. Ajukan pada mereka pertanyaan yng menjurus pada pokok persoalan.
Dilihat: 59 kali