Home Curhat Loyalitas atau Heroisme di Tempat Kerja?

Loyalitas atau Heroisme di Tempat Kerja?

by webmaster
 

Pertanyaan ini muncul agak “kesiangan” atau mengada-ada, tapi realitasnya menunjukkan bahwa saat ini bekerja di suatu perusahaan bukanlah sesuatu yang dianggap hebat atau sakral. Kebanyakan motivasinya adalah kuantitas materi (gaji), mencari aman dan tidak ingin direpotkan dengan persoalan yang tengah membelit perusahaan sebagai contohnya. Kesetiaan seolah tak ada lagi artinya  karena gaji besar dan fasilitas sudah menjadi berhala baru yang diburu sekian banyak eksekutif  maupun profesional.  Ada pergeseran nilai. Tapi apakah benar seperti ini, tentu tidak semua bisa digeneralisir, ada banyak pendapat contohnya seperti  pendapat di bawah ini. Tentunya  pendapat-pendapat tersebut muncul dengan latar belakang pemikiran dan persepsi yang berbeda-beda.  

Apakah loyalitas atau heroisme masih dibutuhkan di perusahaan?

  • Pendapat 1 : sampai kapanpun loyalitas atau heroisme di karyawan tetap diperlukan.
  • Pendapat 2 : perlu sepanjang perusahaan sudah memberikan yang terbaik bagi karyawannya.
  • Pendapat 3 : tidak relevan lagi jaman sekarang.
  • Pendapat 4 : Engga ada gunanya sikap loyal atau heroisme pada perusahaan Karena pola perlakuan perusahaan pada karyawan didasarkan pada untung rugi.
  • Pendapat 5 : tidak perduli dengan urusan loyal atau heroisme.

Apakah benar memang loyalitas sudah tidak relevan lagi saat ini? Lebih relevan dilihat dari sisi manajemen, bahwa ada keterikatan  pada perusahaan yang disebabkan beberapa faktor. Jika perusahaan bisa memberikan rasa adil, pengakuan atas prestasi karyawan, lingkungan kerja secara fisik dan sosial yang baik,  akan menyebabkan seorang karyawan enggan “berpindah ke lain hati”.

Bisa juga seorang pakar psikologi sosial berpendapat bahwa antara perusahaan dan karyawan ada transaksi, take and give, untung rugi. 

Sebuah loyalitas lebih tepat menjelaskan sikap bahwa meskipun diperlakukan tidak baik atau seharusnya karyawan akan tetap bertahan.

Agaknya loyalitas tidak berkaitan dengan soal kebanggan terhadap perusahaan. karena ternyata mayoritas ada juga yang merasa bangga terhadap perusahaan meski tidak banyak yang mau bertahan ketika perusahaan sedang dirundung kesulitan.

Jika perusahaan dapat memperlakukan karyawannya dengan manusiawi, tidak merusak lingkungan kerja, tidak melakukan unfair business, dan perusahaan itu mampu berdiri sebagai leader dibanding kompetitor,maka aspek-aspek tersebut akan membuat bangga karyawan. Aspek-aspek inilah yang membuat karyawan menjadi bangga.

Tentunya pola pemahaman ini bergantung pada setiap persepsi dimana karyawan bekerja. Karyawan akan mempertahankan pekerjaannya  sepanjang kondisi perusahaan/manajemen sehat, penghasilan besar (relatif) dan fasilitas yang cukup (relatif). Mereka akan bertahan jika perusahaan bisa menjamin kelangsungan masa depan karyawan dan keluarga secara tidak langsung. 

Yang pasti, akan sulit juga kita hanya berharap banyak munculnya heroisme karyawan terhadap perusahaan sementara perusahaan sendiri kurang membela kepentingan karyawan.

Dilihat: 31 kali

Pin It

You may also like

Leave a Comment