Sahabat Sekretaris pasti memiliki berbagai alasan dalam melandasi keinginan dan harapan untuk menjajaki tangga karir dan meraih cita-cita sampai ke puncak. Dan masing-masing orang punya cara dan triknya sendiri-sendiri, bergantung pada kemampuan, keahlian dan kondisinya.
Tapi langkah-langkah berikut siapa tahu bisa membantu sahabat sekretaris untuk melancarkan strategi mencapai puncak tangga karier yang diidamkan.
1. Kenali Diri sendiri
Penting karena untuk mencari tahu kekuatan dan kelemahan kita. Dari sini kita bisa tahu bidang pekerjaan apa yang paling pas sesuai dengan keahlian dan kompetensi yang dimiliki.
2. Buat Target Pencapaian
Buat pencapaian target dalam jangka pendek dan jangka panjang. Jangan lupa menanamkan motivasi dan semangat sebagai amunisi untuk mencapai tujuan kita.
3. Buka dan jaga hubungan dengan rekan kerja
Membuka dan menjaga hubungan dengan rekan kerja juga membantu kita mengenal diri kita, setiap pribadi dan lingkungannya. Selain itu juga membuat sikap dan kemampuan seseorang dikenal secara luas dan bisa membuka peluang lebih besar bagi karir, secara otomatis.
4. Manfaatkan waktu untuk selalu belajar
Bisa dengan membaca, browsing di internet, belajar dari keahlian rekan kerja. Jangan lupa bahwa perkembangan yang terjadi di sekeliling tidak boleh luput dari pengamatan, apalagi jika menyangkut keahlian dan pekerjaan. Misalnya mereka yang bekerja di bidang komputer harus terus mengikuti tren yang berkembang dibidang IT dan eletroknik.
5. Berani dengan tantangan
Ini adalah ajang yang sebenarnya untuk menguji sampai sejauh mana kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Dan tentunya mengasah diri.
Membidik Peluang dengan Jeli
Saran seorang teman :
Datangi temanmu yang sudah berhasil, gali usaha yang mereka rintis, jangan pulang dengan tangan kosong sebelum mengambil hikmah dan pelajarannya. Ubah dan manfaatkan momen yang terjadi dan segera atur strategi.
Dalam dunia kerja segala hal bisa berubah drastis secara tiba-tiba. Kemampuan untuk bangkit kembali menentukan keberhasilan seseorang melewati proses. Karena kebutuhan terus berjalan dan tidak bisa menunggu. Kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, tagihan dll.
Ketimbang meratapi nasib, segeralah untuk bangkit dan berusaha, cari dan bidik peluang-peluang baru.
Ada banyak profesi yang bisa digeluti dan mendatangkan penghasilan atau keuntungan yang mungkin tidak sedikit. Jangan berhenti untuk menggali keahlian dan keterampilan yang mungkin selama ini belum terasah. Bisa jadi dari situ akan ada pintu baru terbuka.
Bisa juga jika kita melihat kembali kemampuan dan keterampilan yang selama ini masih terpendam. Bisa jadi dari hobi menjadi sebuah profesi.
Mengubah Rutinitas
Pekerjaan yang dilakukan rutin sehari-hari belum tentu membuat seseorang menjadi ahli. Alih-alih jadi lebih terampil, malah bisa jadi sebaliknya yaitu kerap jadi biang keladi matinya ide.
Hanya ada dua pilihan, mencari petualangan baru atau tetap berkubang di tempat yang sama dengan hanya sedikit perubahan, yang bisa jadi juga dipaksakan.
Bagaimana menyiasatinya dan mendobrak pola rutinitas?
Mengubah pola rutinitas bisa diawali dengan mengubah kebiasaan atau pola rutin kita sehari-hari. Misalnya jika biasa mebawa sendiri kendaraan sendiri bisa mengubahnya dengan menggunakan transportasi umum, atau mengubah arah rute perjalananan ke kantor. Tentunya dengan tetap memperhitungkan waktu dan kendala-kendala yang akan dihadapi selama perjalanan.
Mengubah tatanan meja kerja juga bisa mengusir kejenuhan. Pekerjaan boleh jadi tetap sama tetapi paling tidak suasana meja kerja yang berbeda bisa menjadi sebuah kesegaran baru yang ujung-ujungnya mendongkrak motivasi kerja dan ide baru?
Beberapa, mungkin mengusir rutinitas dengan aktivitas yang menyenangkan seperti hang out dengan teman atau sahabat sepulang kerja sebagai pengusir kejenuhan. Bisa juga berolah raga, nonton bioskop, mengembangkan hobi atau sekedar membaca buku di cafe kesayangan sebagai sarana relaksasi.
Cara terakhir lain yang cukup ampuh adalah mengambil cuti dan berlibur. Menjauhi rutinitas.
Setelah cukup lama jauh dari rutinitas biasanya menyelinap kerinduan untuk kembali pada kehidupan yang teratur dan sibuk dalam pekerjaan.
Tetapi jika justru lebih menikmati saat-saat menjauh dari pekerjaan, maka boleh jadi kita harus mempertimbangkan kembali pekerjaan yang sedang dijalani.
Mungkin saja ini adalah alarm sudah saatnya kita merencanakan langkah baru?
GOSIP Lagi…..???
Gosip memang enggak akan berhenti selama manusia bernapas, dan tetap bisa dengan mudah kita temui dalam kehiduppan dimanapun berada.
Dan semua berawal dari sekedar menyampaikan kabar atau info, sampai pada cara yang paling sadis, yaitu menjatuhkan teman, sahabat atau kolega.
Namanya saja masih tetap gosip, sudah pasti info yang disampaikan sudah melalui beberapa banyak mulut, dan belum lagi tambahan “bumbu”nya di sana sini. Tidak Kredibel, itu sudah pasti!
Bicara soal kerja dan rekan kerja adalah menu atau topik utama selama makan siang atau hang out sore hari sepulang kerja. Memang alamiah tapi harus hati-hati agar tidak tergelincir pada pembicaraan negatif yang kebenarannya diragukan.
Jalan terbaik dalam kondisi seperti ini adalah, selalu jadi pendengar yang baik agar tidak terbawa dalam arus negatif dan polemik rekan kerja di kantor.
hindarilah komentar yang tidak perlu, apalagi menambah informasi. Bersikaplah netral bisa menjaga hubungan baik dengan siapapun. sehingga kerjasama kita dengan rekan kerja bisa terjalin baik dan nyaman.
Kadang hal negatif yang muncul bisa kita lihat dari sisi positifnya. Gosip bisa dijadikan gambaran tentang hal apa yang bisa dan tidak bisa diterima di lingkungan kerja.
Harus selalu diingat bahwa setiap lingkungan kerja mempunyai sistem sosial sendiri dan berbeda-beda. Dan dari sini juga kita bisa tahu lebih jauh karakter rekan kerja, dan cara mereka menghadapi konflik dan masalahnya.
Lantas bagaiman jika kita yang menjadi topik gosip?
Yang pasti jangan reaktif atau “lebay” jika memang gosip tidak sesuai realitas, jadikan saja sebagai bahan introspeksi. Tapi jika sudah dalam tahap mengganggu kenyamanan kerja , sampaikan saja klarifikasi pada yang menyebarkan berita .
Tidak perlu menambah ricuh dengan membuat kubu untuk menangkap gosip. Intinya, hindari menggunjingkan orang lain jika tidak ingin menjadi bumerang di kemudian hari. Karena bisa jadi kredibilatas di lingkungan kerja turun dan hilangnya kepercayaan dari lingkungan kerja. Dan tentu ini bisa menahan langkah dalam menapaki karir.
Bersikap Positif dalam Bekerja
Dalam dunia kerja kita tidak hanya berhadapan dengan sejumlah tuntutan kerja, tetapi juga akan menjumpai begitu banyak orang dengan karakternya masing-masing.
Kita tidak menghindari interaksi dengan mereka, oleh karenanya sikap positif menjadi hal yang utama untuk ditampilkan. Sikap positif mampu memberikan motivasi positif bukan cuma untuk diri sendiri tapi juga meningkatkan citra yang baik pada orang lain.
Lantas bagaimana cara menciptakan sikap yang positif yang tepat di lingkungan kerja.
Semua Pekerjaan itu bernilai
Menjadi karyawan baru, memang perlu kesabaran ekstra dan menurunkan yang masih ringan dan sederhana. Tapi jangan pernah menganggap sepele tugas-tun ego sesaat.
Karena di awal kerja, bisa jadi pekerjaan yang diberikan adalah tugas-tugas amatiran yang masih ringan dan sederhana. Tapi jangan pernah menganggap sepele tugas-tun ego sesaat.
gas ringan dan sederhana ini/Lakukan saja dan berikan hasil yang terbaik. Karena proses ini harus dilewati dan menjadi batu pijakan menjadi seorang yang lebih profesional.
Jadilah asisten yang baik
Sekalipun karyawan baru dan belum kompeten, cobalah untuk memposisikan diri anda sebagai asisten yan baik dalam tim kerja, lakukan pekerjaan dengan baik dan sepenuh hati.
Jangan malas lembur
Sikap positif bisa dibangun dengan niat baik anda menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Caranyapun bisa dengan menyicil pada jam lembur. Usahakan tugas-tugas anda bisa selesai sebelum tengat waktu. Kerja keras dan keberhasilan akan dihargai oleh rekan kerja dan atasan.
Simpan masalah pribadi
Jangan jadikan lingkungan kerja sebagai area gosip dan curhat. Jika ingin menceritakan masalah pribadi, carilah kolega yang tepat sebagai sarana curhat.
Dan jangan melakukan sesi konsultasi di tengah-tengah jam kerja.
Advertising – Baca Juga :
Dilihat: 66 kali
